19 Ogos 2010

Rama-rama Putih Yang Menjelma

Tak kan kuberhenti membuka jendela ini
dan membaca satu persatu surat-surat masa lalu
sebuah sajak yang pernah kutulis kepadamu
azie, sebegitu nama seayu wajah
kita semakin belajar menyembunyi malu daripada bersuara
dengan sapa pertama aku ingin sesuatu lebih berharga
seperti bahagianya rama-rama dan bunga
di atas kanvas galeri yang kita kunjungi berdua

Satu persatu surat-suratmu mengembalikan purnama
yang berkembang dalam riak galak laut pantai
bersenandung melihat masa depan
rintik-rintik hujan memberi sebuah impian,
begitu pantas sayap jelita membawa
seorang aziemu di tengah badai peristiwa
gembira dan duka berbaur menjadi citra
saat semampunya mengangkat tabah
hinggalah kau menjadi rama-rama putih
yang sering hinggap di dinding rumah

Apakah sebagai rama-rama putih yang menjelma
membuat kuselalu mendengar suara
azie, di manakah kau berada?


Pustaka Iqbal Nazim,
Taman Putera Jaya,
Telipok.

8 Ramadan 1431H